ISLAM DAN
KETENANGAN JIWA
Muqqimah ……………
Dunia yang
kita tempati sekarang ini adalah merupakan arena dan gelanggang tempat bekerja
dan berjuang guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan meraih ketenangan
lahir bathin. Untuk mewujudkan keadaan tersebut, kita senantiasa dihadapkan
kepada suatu alternatif perjuangan antara menang dan kalah, antara berhasil dan
gagal.
Seandainya
kita menang dan berhasil dalam perjuangan hidup, maka cepat atau lambat apa-apa
yang kita berjuangkan itu akan terwujud, namun apabila kita kalah dan gagal
dalam memperjuangkan suatu keinginan, maka segala yang kita harapkan hanya akan
berupa angan-angan belaka dan hal tersebut kadang kala menimbulkan suatu
masaalah dalam diri kita, bahkan tidak mustahil mangakibatkan suatu konflik jiwa
sehingga menimbulkan sakit mental. Tibulnya penyakit mental kadang kala
diakibatkan oleh barbagai kenyataan yang tidak diinginkan menimpa seseorang, di
mana orang yang ditimpa musibah tersebut tidak kuat dan tidak cukup tabah
menghadapinya.
Acap
kali Allah menguji hambaNya dengan suatu musibah, yang semata-mata bertujuan
untuk mengetahui sampai sejauh mana ketabahan dirinya menghadapi cobaan
tersebut, sehingga akan terlihat suatu perbedaan sikap seseorang dalam menerima
musibah yang menimpanya.
Dalam surah Al-Ambiya’ ayat 35
Allah berpirman:
“Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagi cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada
kmilah kamu dikembalikan”.
Dalam sebuah hadis yang
diriwayatlkan oleh Imam Thabrani dikatakan:
“Sesungguhnya Allah akan
mencoba salah seorang di antara kamu, dengan suatu malapetaka, sebagaimana
salah seorang diantara kamu mencoba emasnya dengan apai, mereka yang menerima
cobaan itu, ada yang keluar seperti emas dan ada diantaranya yang keluar seperti
emas hitam atau imitasi”
Para dokter ahli jiwa telah banyak mengadakan berbagai
penyelidikan tentang sampai sejauh mana peranan agama dalam mengatasi masalah
kejiwaan atau penyakit mental.
Dari berbagai penyelidikan yang
mereka lakukan sampai pada suatu kesimpulan bahwa agama mempunyai fungsi dan
peranan yang sangat penting dan menentukan dalam membina kesehatan jiwa atau
mental. Diantaranya:
Dr. Carl Jung mengatakan: saya
telah merawat beratus-ratus pasien diatas usia 35 tahun, yang menjadi pokok masalah yang dihadapinya adalah
tidak dimilikinya pandangan hidup yang berdasarkan keagamaan yang dapat memberi
kepuasan bagi pemgikutnya. Dan tidak seorangpun diantara mereka yang bias
sembuh secara sempurna, sebelum mereka berhasil menemukan pandangan hidup yang
berdasarkan agama.
Demikian
pula seorang psychiater Dr.A.A.Briil dengan tegas mengatakan: Manusia
yang betul betul mengamalkan ajaran agama, pasti tidak dihingga pipenyakit
saraf, yaitu suatru penyakit yang disebabkan oleh perasaan gelisah terus menerus.
Dengan do’a dan keimanan kepada Tuhan, niscaya lenyaplah kehawatiran dan
kegelisahan tersebut.
Padasuatu
hari telah datang seseorang kepada sahabat Nabi yang bernama Ibnu Mas’ud
meminta nasihat sehubungan dengan kegelisahan dan keresahan hatinya yang tak kunjung
padam, sehingga dia tidak dapat berkonsentrasi baik untuk beribadah maupun
bermuamalah. Maka Ibnu Mas’ud menasihatinya: seandainya penyakit itu menimpa dirimua,
maka jalan yang paling baik yang harus ditempuh adalah dengan membawa hatimu
untuk mengunjungi tiga tempat:
- datanglah kamu ketempat orang-orang membaca Al-Qur’an, kemudian engkau membacanya atau engkau dengar dengan baik orang yang membacanya.
- atau engkau datangi majlelis ta’lim (tempat pengajian) yang mengingatkan hatimu kepada Allah.
- atau mencari waktu dan tempat yang sunyi, disana engkau berklhaluat menyembah kepada Allah, seperti ditengah malam, disaat orang sedang nyenyak tidur, engkau bangun mengerjakan sholat malam, mohon kepada Allah ketenangan jiwa, ketenteraman pikiran dan kemurnian hati.
Kemudian, seandainya jiwamu masih
belum terobati dengan ketiga cara tersebut, maka sebaiknya engkau memohon
kepada Allah, agar diberi hati yang lain, karena hati yang ada padamu sekarang, sudah bukan hatimu lagi.
Setelah itu,
orang tersebut kebali kerumahnya, lalu diamalkan segala nasihat Ibnu Mas’ud
tersebut. Ia pergi mengambil wudhu’ mekudian mengabilAl-Qur’an, terus dia baca
dengan hati yang tulus dan ikhlas. Manakala selesai membaca Al-Qur’an
berubahlah hatinya, dirinyapun tenang dan kegelisahanny menjadi sirna.
Apabila kita
benar-benar mempelajarai, menghayati dan mengamalkan ajaran islam dengan benar,
maka akan kita temukan bebagai manfaat dan hikmah yang sangat mendasar dalam
upaya meraih keberhasilan, mencapai ketenangan dan menanggulangi bebagai
penyakit jiwa atau mental. Disamping ajaran tentang sabar dan tawakkal kepada
Allah, membaca Al-Qur’an dan lain-lain. Maka ajaran tentang sholat pun tidak
sedikit manfaat dan pengaruhnya dalam upaya menanggulangi penyakit mental dan
problema hiduplainnya.
“jadikanlah sholat dan sabar
sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sangatlah berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusu” ( Al-Baqarah: 45)
Dalam suray AlMa’arij 19-22
Alllah berpirman:
“sesungguhnya manusia
diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila ditimpa kesusahan ia
barlaku keleuh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali
orang-orang yang mengerjakan sholat”.
Berdasarkan
beberapa pendapat dan kenyataan tadi, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa:
agama islam tidahk hanya berfungsi sebagai alat penghubung manusia dengan Allah
(hablumminallah) dan pengatur tata cara kehidupan sesama umat manusia serta
hubungannya dengan alam semesta (hablumminannas) melainkan juga berperan
sebagai stabilisator kesehatan, motivator perjuangan, demi ketenangan dan
ketenteraman hati dalam upaya mewujudkan kehidupan hasanah di dunia dan hasanah
di akhirat.
Untuk itu sayogyanyalah kita
mulai menata diri sampai sejauh mana ibadah kepada Allah kita lakukan, dan sampai
sejauh mana pula printah Allah itu kita
realisasikan utnuk diri sendiri, keluarga, masyarakat serta bangsa dan Negara,
sehingga timbul perasaan optimis pada
diri kita, tidak mudah mengalah mengatasi keadaan, tidak mudah berhenti
dalam berjuang menghadapi berbagai tantangan hidup dan kehidupan, dengan penuh
keyakinan akan bimbinmgan dan pertolongan Allah swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar